Dewasa ini, di dunia bisnis modern, analituika adalah salah satu kunci sukses perusahaan saat bekerja sama dalam membuat keputusan yang lebih baik. Segala jensi perusahaan, besar maupun kecil, menggunakan analitika untuk menggumpulkan, menganalisis, mendefinisikan interpretasi data guna meningkat penjualan dan kinerja bisnis. Berikut beberapa studi kasus tentang bagaimana perusahaan kaya menggunakan analitika:
1. Amazon: meningkatkan pengalaman pelanggan melalui analitik
Raksasa global online Amazon dikenal secara luas karena menggunakan algoritma analitik untuk menjelaskan perilaku konsumen dan menawarkan saran belanja yang dipersonalisasi. Bagaimana Amazon melakukannya? Seratramanya Amazon menggunakan algoritma prediktif berbasis data untuk merekomendasikan produk ke atas pelanggan terkait setiap preferensi pengguna.
Selain itu data analitik digunakan oleh Amazon untuk menggunakan pastikan rantai pasokannya benar optimal untuk melaksanakan barang secara langsung dan mempercepat pengiriman.
Hasilnya: Berkat analitik Amazon meningkatkan “check-out” dengan metode yang signifikan, dan rata-rata panghasilan berasal dari tugas rekomendasi dari produsen yang dipersonalisasikan untuk pelanggan. Pengalaman belanja yang sangat negar mengmelderikan pelanggan yang sama yang mengerjakan pembelahannya.
2. Netflix: menggunkan analitika untuk memahami kesukaan pengguna guna mengembangkan konten.
Bluetut sebab Perangkat tandem memproteksi platform pemasaran perangkat ini membuat film dokumenter di atas film manusia. Netflixi menggunakan prediktive analitik untuk memproteksi film-book eklusiit sebagai film terbaik di dunia, kebiasaan paparkan sejumlai tiket SPF ibu.
Memproteksi produsen konten Ini juga merupakan ultimate alat analitik untuk mentransformasi transformasi pengguna menembak memproteksi balok balok menonton banyak flim membuat pengalgal pengguna yang banyak dilakukanunakan selebih kan oleh alat yang nokopflix telah mengalwangi BLUR.
3. Coca-Cola: Memperkuat kampanye pemasaran berbasis Big Data
Sebagai perusahaan minuman terbesar di dunia, Coca-Cola memanfaatkan analitik untuk menuangkan kampanye pemasaran yang menjual. Coca-Cola menganalisa data dari semua platform, termasuk media sosial, untuk memahami cara pelanggan berinteraksi dengan aliran.
( Bagaimana mereka melakukannya? )
Coca-Cola mengekstrapolasi tren media sosial dan sentimen konsumen dari dan sampai ke produknya memperhitungkan penawaran dan permintaan audiens.
Data konsumen dari program loyalitas dianalisis oleh Coca-Cola, mengekstrak perilaku pembelian yang mendasarinya dan berdasarkan itu merancang promosi satu untuk satu.
( Apa yang diperoleh dari hal ini? )
Coca-Cola mendorong keterlibatan pelanggan dengan mengerahkan kampanye pemasaran berdasarkan individu, yang meningkatkan penjualan produk Coca-Cola secara signifikan. Kampanye “Share a Coke” adalah contoh terbaik yang diperkuat oleh analitik ini, dengan nama-nama pelanggan dan topik sebagai sumber masukan data.
4. Uber: Solusi operasional berbasis Real-Time Data
Transit on-demand adalah lahan yang penuh badai, dan Uber mengikutinya dengan aplikasi percakapan berbasis Big Data.
( Apa yang mereka lakukan? )
Uber menggunakan solusi analitik berbasis data time real untuk mengonfigurasikan proses tarif berbasis permintaan, penawaran, dan pemenuhan oleh perongkapan. Uber menggali data yang ada untuk mengidentifikasi tren spesifik dan memperhitungkan ROI.
Uber membandingkan sumber daya yang diperlukan dengan sumber daya yang mungkin, mengidentifikasi garis penyediaan dan permintaan, dan menggunakan metode manajemen risiko matematis.
( Apa yang mereka capai dari ini? )
Uber telah membangun lingkar operasional yang lancar berkat efisiensi transportasi dan layanan pelanggan. Harga dinamis memaksimalkan margin dan perpanjangan usia, dan pemesanan dan pengiriman geografis ditingkatkan dalam keseimbangan global.
5. Starbucks: Maximizing Customer Loyalty dengan Data Analytic
Starbucks juga telah menggunakan data analitik untuk memaksimalkan loyalitas pelanggan dan memperluas bisnis mereka. Dengan menggunakan aplikasi mobile dan program loyalitas, Starbucks mengumpulkan data yang berguna tentang pelanggan.
Bagaimana mereka melakukannya? Dari sudut mana analitik membantu mereka?
Starbucks menggunakan analitik pelanggan di aplikasi mobile mereka untuk menganalisis pola pembelian dan pilihan rasa kopi. Berdasarkan data ini, mereka mengirimkan promosi personal berdasarkan perorangan berdasarkan aplikasi.
Mereka juga menggunakan data analitik untuk memilih layanan baru di toko baru. Laris di toko mana dan mendapat permintaan kuat di mana-mana.
Hasilnya: peningkatan penjualan dengan strategi pemasaran yang personal. Dengan program loyalitas dan aplikasi mobile yang didukung data analitik, pelanggan STARBUCKS merasa dihargai, lebih sering mengunjungi toko dan menggunakan kemungkinan keberlanjutan.
Kesimpulan
Studi kasus ini juga menunjukkan bahwa peran dan penggunaan alat analitik sangat memungkinkan perusahaan dalam memberikan keunggulan yang tidak ada di perusahaan lain. Dari pembelian barang hingga layanan ke fasilitas pemeliharaan lanskap, analitik telah membantu Amazon, Netflix, Coca-Cola, Uber, dan Starbucks menghasilkan semua hasil di bidang bisnis.
Unternehmen yang masih relevan di era digital, serta perusahaan-anak, mengadopsi alat analitik dan analitik data sinyal adalah komponen penting dari mobil yang harus diperintahkan.