Pada saat itu, dalam era digital yang berkembang pesat, kebutuhan untuk mengintegrasikan aplikasi dan layanan berbeda juga meningkat. API atau Application Programming Interface adalah pembangkit yang menghubungkan semua sistem ini bersama. Salah satu “filosofi” yang paling lama dan populer adalah RESTful API, tetapi selain itu, ada juga arsitektur SOAP, GraphQL, dan gRPC. Dalam makalah ini, perangkat-perangkat ini menjadi perbandingan RESTful API dengan arsitektur lain.
Apa Itu RESTful API?
REST adalah gaya arsitektur yang dikembangkan. Aplikasi RESTful berbeda dari aplikasi konvensional hanya dalam pendekatan pembangunannya. Untuk tutorial ini, API RESTful ditetapkan melalui protokol HTTP dan menggunakan operasi dasar: GET, POST, PUT, dan DELETE. Sumber daya yang dicapai dan digunakan untuk berinteraksi REST API direpresentasikan sebagai URL. Implementasi REST dikenal karena kesederhanaan, skalabilitas, dan fleksibilitasnya.
sumber: ruangdeveloper.com |
Karakteristik Utama yang Mebedakan RESTful API
- Tanpa kewarganegaraan: Setiap permintaan ke server harus menyertakan segala sesuatu yang diperlukan sehingga server tidak harus menyimpan status sesi.
- Berorientasi pada sumber daya: Fokusnya pada sumber daya, di mana setiap sumber daya memiliki representasi unik melalui URI (Pengenal Sumber Daya Seragam).
- Format Fleksibilitas: REST menggunakan format data yang berbeda, JSON, XML, dan teks. JSON digunakan sebagainya format yang paling banyak.
Perbandingan RESTful API dengan Arsitektur Lainnya
1. SOAP (Protokol Akses Objek Sederhana)
SOAP adalah protokol berbasis XML yang lebih tua daripada REST. API SOAP biasanya digunakan dalam sistem enterprise misalnya, perangkat lunak perbankan atau asuransi, di mana Anda mengembangkan proses yang membutuhkan tingkat keamanan yang lebih tinggi atau transaksi berat dan terukur.
Kelebihan SOAP:
- SOAP lebih baik digunakan untuk keamanan tingkat bawah yang diperoleh dari WS-Security.
- Transaksi atomik lebih mantap karena dukungan protokol dan standar ACID.
- Lebih baik dalam kasus integrasi aplikasi lama.
Kekurangan SOAP:
- Kompleksitas tinggi karena berbasis XML.
- Kurang fleksibel dibandingkan REST karena bergantung pada standar ketat.
2. GraphQL
GraphQL adalah bahasa kueri untuk API yang dikembangkan oleh Facebook. Tidak seperti REST yang berorientasi pada sumber daya, GraphQL berorientasi pada kueri, yang memungkinkan klien untuk menentukan jenis data apa yang ingin mereka ambil.
Kelebihan GraphQL:
- Menghindari pengambilan data yang berlebihan dan kekurangan data.
- Struktur permintaan yang fleksibel tergantung pada kebutuhan klien.
- Cocok untuk aplikasi modern dengan kebutuhan data yang dinamis.
Kekurangan GraphQL:
- Lebih sulit dipelajari dan diimplementasikan dibandingkan REST.
- Overhead tambahan di sisi server karena perlu memproses query.
3. gRPC (Panggilan Prosedur Jarak Jauh gRPC)
gRPC merupakan RPC yang dikembangkan oleh Google. gRPC menggunakan protokol Protobuf untuk komunikasi, yang memungkinkan gRPC lebih ringan dan cepat dibandingkan JSON atau XML.
Kelebihan gRPC :
- Performa tinggi dengan komunikasi berbasis biner.
- Mendukung komunikasi dua arah (bidirectional streaming).
- Sangat baik ketika ingin menggunakan layanan mikro dan aplikasi real-time.
Kekurangan gRPC:
- Kurang ramah terhadap browser karena menggunakan HTTP/2.
- Debugging lebih sulit dibandingkan REST atau GraphQL.
Kapan Menggunakan RESTful API?
RESTful API adalah pilihan ideal untuk aplikasi yang membutuhkan fleksibilitas, skalabilitas, dan interoperabilitas yang tinggi. Jika Anda bekerja pada aplikasi berbasis web atau mobile dengan kebutuhan standar, REST adalah solusi yang sangat andal. Namun, untuk kasus penggunaan khusus seperti aplikasi enterprise kompleks, GraphQL atau gRPC mungkin lebih sesuai.
Kesimpulan
RESTful API tetap menjadi standar emas dalam pengembangan API karena kemudahan implementasinya dan kompatibilitasnya dengan berbagai platform. Namun, arsitektur lain seperti SOAP, GraphQL, dan gRPC menawarkan solusi untuk kebutuhan tertentu yang tidak dapat dicapai dengan REST. Pilihan arsitektur API sebaiknya didasarkan pada kebutuhan spesifik proyek, skala, dan kompleksitas aplikasi yang dikembangkan. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing arsitektur, Anda dapat membuat keputusan yang tepat untuk mendukung keberhasilan aplikasi Anda.